Kamis, 26 November 2009


DENAH

DAFTAR GURU SMAN 1 SIBOLGA

Kamis, 26 November 2009

DAFTAR NAMA-NAMA GURU SMANSA

NO

NAMA GURU

MATA PELAJARAN

1

Drs.Malanton Hutapea

Biologi

2

Dra.Rusmi Saragih

Kimia

3

Drs.Eriston Siahaan

B.Inggris

4

Dra.Bonur Ompusunggu

Kimia

5

Drs.Aston situmeang

BP/BK

6

Morhan Siringo-ringo,S.Pd

B.Indonesia

7

Rudolf Laruno Sinaga,S.pd

Matematika

8

Dra.Ria Ida Nadeak

B.Inggris

9

Basariah Sinulingga,S.pd

Geografi

10

Berman Manik,S.pd

Sosiologi

11

Samsidar,S.pd

Kimia

12

Wilman Tampubolon,BA

Sejarah

13

Ruth Ginting,S.pd

B.Indonesia

14

Drs.Marihot Simanungkalit

Biologi

15

Rosmianna Tarigan,S.pd

Geografi

16

Roskia Hutauruk,S.pd

Matematika

17

Nurbaya Tanjung,S.pd

B.Indonesia

18

Rosniari Riyonga,S.pd

B.Inggris

19

Karmen Mataniari,STh

Ag.Kristen

20

Namlis,S.pd

B.Inggris

21

Bahrum Siregar,S.pd

PKN

22

Masdiani Simanjuntak,S.pd

Sej/P.seni

23

Janji Samosir,S.pd

Kimia

24

Tota Gustaria,S.pd

B.Ind/B.jer

25

Hermina Ginting,S.pd

Pend.Seni

26

Meri Natalia Kristina,S.pd

Pend.Seni

27

Paima Sinaga,S.pd

BP/BK

28

Dra.Najmidar

Sej/Pen.Seni

29

Dra.Nurmariana Sinaga

Kimia

30

Firman Tanjung,S.pd

Matematika

31

Syahril,S.pd

Matematika

32

Sarmiani Damanik,S.pd

Matematika

33

Vierda P.V.Hutabarat,S.pd

Biologi/Kel

34

Hotmaria Siagian,S.pd

Kimia

35

Anna Simanjuntak,S.pd

Geo/PKN

36

Darmawati Waruwu,S.pd

Bio/Kelautan

37

Dra.Sabarmida Siahaan

BP/BK

38

Nelva Siti M.Silaban,S.pd

Fisika

39

Dumaria Gurning,S.pd

Ekonomi

40

Irmadanti Tambunan,S.Ag

Ag.Islam

41

Paini,S.Ag

Ag.Islam

42

Haposan Sirait,S.pd

Bio/Kelautan

43

Rotua M.Sinambela,S.pd

Ekonomi

44

Sulhan S.Tarihoran,S.Pd

Sosiologi

45

Zulfayeni Marbun,S.Pd

Biologi/TIK

46

Rosmutiara Sinaga,S.Pd

Ekonomi

47

Jhonny.E.Manalu,S.Pd

B.Inggris

48

Sih Puji Astini,S.Pd

Fisika

49

Aryani A.Tanjung,S.Pd

PenjaskePKN

50

Mustafa Siregar,S.Pd

PKN

51

Lenni M.Harianja,S.Pd

PKN

52

Santri P.Hasugian,S.Pd

Ag.Kristen

53

Ellysa L.Sihombing,S.Pd

Matematika

54

Esi S.Can Aritonang,S.Pd

Fisika/TIK

55

Sukriadi Sanjaya,S.Pd

Penjaskes

56

Bontor Tampubolon,S.Pd

Ag.Kristen

57

Osmar Simatupang

TIK

58

Bintangur Simamora,S.Ag

Ag.Katolik

59

Drs.Sabar L.Tobing

B.Indonesia

60

Drs.M.M.D Saragi

Fisika

61

Drs.Togar BAnjarnahor

Fisika

62

P.Pandiangan,S.Pd

Penjaskes

63

B.Hutagalung,S.Pd

Sosiologi

64

Igil Tua Situmorang,S.Pd

Penjaskes

65

Drs.Safrin

Ag.Islam

66

T.S.Sihombing,S.Pd

BP/BK/BI

67

Rudyard Situmorang,S.Pd

Kelautan

68

Alpar Simatupang,S.Pd

TIK

69

Pinta Uli Lubis,S.Pd

Fisika

70

Lestari Marlin Sitompul,S.Pd

B.Inggris

71

Roma Putri Anna M.S,Pd

B.Indonesia

72

Susanna Sitorus,S.Pd

B.Jerman

73

Sigit,S.Pd

B.Indonesia

74

Mula J.Lumbantoruan

Fisika

75

Ida Sitorus,S.Pd

B.Jerman

Senin, 23 November 2009

VISI DAN MISI SMA NEGERI 1 SIBOLGA

1. VISI : Mewujudkan Sekolah Standar Nasional (SSN)

Indikator :

1.1. Iklim belajar yang kondusif dengan Kompetensi Ketuntasan Minimal > 75

1.2. Sarana-prasarana pendukung pembelajaran sesuai standar pelayanan minimal pendidikan.

1.3. Siswa lulusan mampu bersaing masuk PTN dan tersebar pada PTN Favorit

1.4. Berperan dan atau mampu menjuarai berbagai jenis lomba baik pada tingkat Kota Sibolga, Provinsi maupun Nasional.



2. MISI :

2.1. Meningkatkan kualitas pembelajaran maupun ekstra kurikuler yang dilandasi iman dan taqwa serta budaya dan disiplin yang baik.

2.2. Meningkatkan kualitas dan fungsi serta pemanfaatan sarana-prasarana pembelajaran maupun sumber belajar lainnya.

2.3. Meningkatkan kualitas dan akuntabilitas manajemen pengelolaan sekolah.

2.4. Menjalin kerja sama yang baik dan harmonis antar warga sekolah, masyarakat dan instansi terkait.



3. TUJUAN SEKOLAH

Mewujudkan Sekolah Menengah Atas Berstandar Nasional menuju Bertaraf Internasional

3.1. Tujuan Jangka Panjang

a. Standar Kompetensi Ketuntasan Minimal (KKM) > 75

b. Siswa lulusan diterima pada PT + 80% ; PTN + 60% dan sebahagian tersebar pada PT. Favorit.

c. Menjuarai salah satu lomba Olympiade dan atau lomba Mata Pelajaran Tk. Provinsi dan Peserta Tk. Nasional.

d. Memiliki 2 (dua) Kelompok LKIR yang salah satunya mampu bersaing pada Tk. Provinsi dan Peserta Tk. Nasional.

e. Menjuarai salah satu Cabang Olah Raga pada Tk. Provinsi dan Peserta Tk. Nasional

f. Menjuarai salah satu Lomba Seni pada Tk. Provinsi dan Peserta Tk. Nasional

g. Menjuarai salah satu jenis kegiatan Pramuka pada Tk. Provinsi dan Peserta Tk. Nasional

h. Menjuarai salah satu jenis Lomba Drum Band Tk. Provinsi dan Peserta Tk. Nasional

i. Finalis Lomba Kebersihan Sekolah (7K) dan peserta Tk. Nasional

j. Perencanaan Sekolah Berbasis Internasional



3.2. Tujuan Jangka Menengah

a. Standar Kompetensi Ketuntasan Minimal (KKM) = 75

b. Memiliki Sarana Prasarana pembelajaran yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal Pendidikan.

c. Siswa lulusan diterima pada PT + 55% ; PTN + 30% dan sebahagian tersebar pada PT. Favorit.

d. Menjuarai salah satu Lomba Olympiade dan atau lomba mata pelajaran Tk. Kota Sibolga dan peserta pada Tk. Provinsi.

e. Memiliki 1 (satu) kelompok LKIR yang mampu bersaing pada Tk. Kota Sibolga menuju Tk. Provinsi.

f. Memiliki Tim Olah Raga, minimal 2 (dua) cabang yang mampu menjadi juara pada Tk. Kota Sibolga dan Finalis pada Tk. Provinsi.

g. Memiliki 1 (satu) kelompok Paduan Suara/Vocal Group yang mampu menjuarai Tk. Kota Sibolga dan peserta Tk. Provinsi.

h. Memiliki 2 (dua) Gugus Pramuka yang mampu bersaing pada Tk. Kota Sibolga dan Tk. Provinsi.

i. Memiliki 1 kelompok Drum Band yang mampu bersaing pada Tk. Kota Sibolga dan Tk. Provinsi.

j. Menjuarai Lomba Kebersihan Sekolah (7 K) Kota Sibolga dan peserta Tk. Provinsi.

Senin, 02 November 2009

Ibu…. Sakral nian "Kata"mu

Maaf ya Sahabatku kalo postinganku kali ini bener-bener meremukkan prasaan , semata ingin mengabadikan kisah yang ternyata terjadi dalam kehidupan ini. Tak lain semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita sebagai seorang ANAK maupun kita sebagai seorang IBU..

“Ini kisah nyata di Nanggroe Aceh Darussalam (Meulaboh). Diambil dengan HP langsung dr tempat kejadian. Si anak menendang ibu nya ketika solat. Si ibu pergi dan ketika tidur si anak berubah menjadi ikan. Ketika sumber mengambil ini si anak masih memakai pakaian dalam namun lama kelamaan semua menjadi hilang.Pihak keluarga masih mencari keberadaan si ibu untuk memohonkan maaf bagi si anak.Semoga kita menjadi lebih bertaqwa.”

Link dari sini monggo, download dan coba diliat dlm realplayernya bila berminat.

Dalam sumber lain bilang bahwa kejadiannya di Bulan Maret lalu. Lepas dari kapanpun kejadiannya peristiwa ini membuktikan bahwa ‘kata’ Ibu demikian berpengaruhnya untuk seorang Anak yang notabene dilahirkannya.. Karena ada getaran jiwa, aliran darah dan ketentuan Allah SWT disana..

Duhai Bunda cintaku… Semoga Allah SWT senantiasa merahmati engkau disana karena ampunanmu padaku..

Anak Durhaka

Ada seorang anak lelaki tunggal, hanya saja mulutnya suka bicara kotor dan kasar. Dia selalu melemparkan celaan dan mengumpat orang tuanya tanpa memperhatikan perasaan mereka, sering durhaka, dan meremehkan ajaran agama Islam. Bahkan, tidak pernah taat atau memuliakan keduanya. Selalu saja menyakiti hati dengan kata-kata yang pedas. Kedurhakaannya semakin meningkat setelah ayahnya meninggal dunia. Ia berhati kasar terhadap sang ibu. Ibunya yang menderita ini selalu saja menyampaikan nasihat kepada anak tunggalnya agar tidak berkawan dengan teman-teman yang buruk akhlaknya karena mereka itulah yang menyebabkan anak tunggalnya jauh dan ajaran agama, tidak berakhlak mulia, ketinggalan pelajaran, dan sifat jelek lainnya. Namun, anak tunggal ini tidak pernah mendengar nasihat ibunya. Bahkan, melemparkan kata-kata menyakitkan yang keluar dari hati yang keras membatu. Jika ibunya tidak berhenti menasihatinya, maka ia mengancam akan lapor kepada paman-pamannya agar mereka memberi pelajaran kepada ibunya. Namun, ia malah mencela paman dan bibinya, padahal ia telah berumur 24 tahun. Usia yang tidak seorang pun bisa mengendalikan keinginannya sebab ia dapat melawan siapa saja.

Semakin hari ia semakin durhaka kepada ibunya dengan melemparkan kata-kata kotor dan menyakitkan. Suatu hari saat setan telah berhasil menguasai nafsunya, ia mengambil sandal dan melemparkannya ke arah ibunya tanpa perasaan dosa atau bersalah. Sandal itu tepat mengenai punggung si ibu. Kemudian, si ibu menangis dan menyesali nasibnya. Saking sakitnya, si ibu menyumpahi anaknya, walaupun dengan bercucuran air mata. Pada tengah malam anak yang durhaka itu baru pulang ke rumah setelah bermain-main dengan kawan-kawannya yang jahat, lalu masuk kamar dan tidur pulas.

Keesokan harinya, ketika ia bangun tidur, tiba-tiba ia tidak dapat menggerakkan tangan kanannya…. Tangan yang diguna­kan untuk melempar ibunya dengan sandal. Ya benar, sama sekali tangannya tidak dapat digerakkan!! Tangan kanannya lumpuh. Kemudian, ia menutup pintu kamar tidurnya dengan keras dan menangisi nasib dirinya atas perbuatan dosanya ter­hadap sang ibu. Mengetahui musibah yang menimpa anak tung­galnya, si ibu merasa kasihan karena tidak bisa berbuat apa-apa, lalu beliau mendoakan agar Alloh memberi kesembuhan kepada anak tunggalnya.

Bagaimana bisa terjadi sehingga anak itu tega melempar ibu kandungnya dengan sandal? Sesungguhnya manusia yang paling bodoh sekalipun tidak mungkin melakukan perbuatan dosa seperti itu. Hal tersebut tidak dilakukan manusia terhadap binatang kesayangannya karena belas kasih! Sudah hilangkah ajaran agama dan hati nuraninya?

Padahal Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah melarang hamba-Nya untuk berkata “ah” kepada kedua orang tuanya, dan agar berlemah lembut dan sopan-santun terhadapnya. Bagaimana nasib seseorang yang berbuat dosa terhadap kedua orang tuanya, seperti, melemparnya dengan sandal? Apakah mungkin dikatakan ia masih memegang nilai-nilai Islam? Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: ”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan susah-payah dan melahirkannya dengan susah­ payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya ada­lah 30 bulan sehingga apabila dia telah dewasa dan umur­nya sampai 40 tahun, ia berdoa, ‘Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada Ibu-bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang salih yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. “ (QS: Al-Ahqaf: 15)

Minggu, 01 November 2009

Gempa Aceh

Gempa di Aceh yang diikuti tsunami dengan puluhan ribu korban jiwa dan

kerugian materi yang tak terhitung, untuk kesekian kalinya

menghenyakkan kesadaran dan mengguncang jiwa kita. Gempa yang mulai

terjadi hari Minggu 26 Desember 2004 tersebut sampai saat ini masih

terus berkelanjutan dengan gempa-gempa susulannya. Hingga hari ini =E2=80=

=93

tanggal 29 Desember 2004 - sudah tercatat getaran-getaran dengan

kekuatan 5-9 Skala Richter sebanyak 40 kali, dan belum jelas terlihat

tanda-tanda kapan akan berhenti.



Kita semua menundukkan kepala, kita semua berduka, kita semua

menangis. Tapi tangisan dan keprihatinan saja tidak cukup dalam

menyikapi sebuah bencana. Diperlukan langkah nyata berbasis alasan

ilmiah yang cukup agar didapat gerak yang efektif dalam menanggulangi

dan sekaligus bersiap mengantisipasinya lagi di masa depan. Sudah

saatnya kita menangani bencana tidak hanya dengan mengandalkan naluri

charitas belaka.



Kondisi geologi Indonesia yg merupakan pertemuan lempeng-lempeng

tektonik menjadikan kawasan Indonesia ini memiliki kondisi geologi

yang sangat kompleks. Selain menjadikan wilayah indonesia ini kaya

akan sumberdaya alam, salah satu konsekuensi logis kekompleksan

kondisi geologi ini menjadikan banyak daerah-daerah di Indonesia

memiliki tingkat kerawanan yg tinggi terhadap bencana alam. Beberapa

diantaranya adalah rawan gempa bumi, tsunami serta rawan letusan

gunung api disepanjang "ring of fire" dari Sumatra - Jawa - Bali - Nusatenggara -Banda - Maluku. Pemahaman akan resiko tinggal didaerah dengan kerawanan bencana tinggi ini semoga tidak menjebak kita pada pemikiran sempit bahwa kita sedang memang menjalani "takdir hitam". Alam selalu bertindak jujur, adil, berjalan dengan aturan, rambu-rambu dan petunjuk, tanda-tanda yang amat jelas bagi yang bersedia memahaminya dengan tawadlu' dan kerendahan hati.



Daerah rawan bencana gempa dan tsunami Indonesia hampir semuanya berada pada daerah yg tingkat populasinya sangat padat. Daerah-daerah ini sering merupakan pusat aktifitas serta sumber pendapatan masyarakat serta negara, dan menjadi pusat pencurahan dana pembangunan. Namun ketika bencana gempa dan tsunami itu terjadi maka usaha-usaha pembangunan yg sudah dilakukan akan hilang dan lenyap dalam waktu yang sangat singkat dan bersifat katastropik.



IAGI sebagai organisasi profesi dan masyarakat ilmiah perlu memberikan pendapat ilmiah dari sisi ilmu kegeologian dan cabang ilmu geologi yang terkait.



1. Kejadian serupa dengan gempa Aceh sangat mungkin terjadi di sebelah selatan dari rangkaian zona penunjaman yang sekarang menjadi pusat gempa dalam hitungan seminggu, sebulan, setahun, atau 10 tahun kedepan; artinya dapat sewaktu-waktu terjadi dalam skala waktu geologi. Untuk itu kita tidak boleh hanya menunggu, kita semua harus

proaktif melakukan mitigasi, pemantauan, pembangunan sistim peringatan dini, dan sosialisasi-sosialisasi SEKARANG JUGA.



2. Bencana gempa bumi Aceh ini merupakan salah satu gejala alam yg "wajar" terjadi untuk daerah yg memiliki kondisi geologi yg kompleks ini. Namun perlu diketahui bahwa peramalan gempa bumi dan tsunami dari segi sains adalah yang paling sulit dilakukan dibanding dengan gunung meletus, longsoran tanah, dan banjir. Dengan kajian geologi, bencana ini bukanlah hal yg tidak dapat diramalkan, namun rentang waktu

ketidak tentuan terjadiannya mempunyai derajat ketidak pastian cukup besar. Akurasi peramalan terjadinyapun berkisar dari 10-50 (?) tahun, sehingga yang perlu dilakukan adalah selalu bersiap diri untuk mengalaminya (keep on alert!!).



3. HARUS disadari penuh oleh masyarakat serta pemerintah Indonesia bahwa kita hidup didaerah yg rawan bencana alam. Juga perlu disadari bahwa bencana alam itu hampir selalu datang tiba-tiba. Dengan demikian bangsa Indonesia HARUS pandai menyiasati cara-cara hidup berdampingan dengan kondisi alam yg rawan bencana tersebut. Contohnya: Jepang dan California, mereka dapat hidup maju di daerah rawan bencana, tetapi mereka bisa menyiasati bencana tersebut sehingga meminimalkan jumlah

korban dan kerugian setiap kali bencana datang. Dalam hal ini kewaspadaan ("keep on alerted") lebih berguna daripada prediksi.



4. Kesadaran serta kesiapan menghadapi bencana alam ini seharusnya dapat dimiliki oleh masyarakat melalui sosialisasi pengenalan kondisi lingkungan geologi serta kesiapan dalam menghadapi bencana alam di lingkungannya. Hampir semua bencana ini di awali dengan gejala-gejala yg perlu diketahui oleh masyarakat sehingga ada kesempatan untuk dapat menghindarinya. Misalnya: surutnya muka air-laut yg tidak wajar (secara tiba-tiba) setelah terasa gempa merupakan tanda-tanda akan datangnya tsunami.



5. Gempa bumi dan tsunami, seperti halnya gunung meletus, longsoran tanah, dan banjir adalah peristiwa geologi yang dari waktu kewaktu terjadi di seluruh muka bumi sebagai keniscayaan tanpa ada manusia yang dapat mencegahnya. Karena ada aktifitas manusia di daerah yang mengalami peristiwa geologi tersebut, maka timbulah BENCANA. Mitigasi

bencana dan tindakan-tindakan antisipasinya adalah syarat mutlak untuk dapat hidup berdampingan dengan bencana alam geologi.



6. Selain kondisi kritis sesar-sesar atau patahan sumatra ini, gempa ini sering juga menjadi pemicu atau "trigger" aktifitas gunung api (ingat "ring of fire" dr Sumatra - Jawa - Nusa Tenggara) yang tentu saja memicu dan memacu gejala-gelaja katastropik yang lain2nya (domino effect). Efeknya mungkin memang tidak akan "instant" (tidak dalam orde harian) tetapi sangat mungkin mengakselerasi dan mengubah status-status gunung api, kelongsoran dsb. Artinya harus ada evaluasi ulang tentang status kerawanan bencana di daerah-daerah ini.



7. Perlu "political will" pemerintah untuk segera memprioritaskan program mitigasi bencana alam geologi khususnya gempa dan tsunami, pembangunan sistim peringatan dini, dan sosialisasi, latihan-latihan tindakan penyelamatan manusia dalam bencana tersebut.



8. Implikasi dari "political will" pemerintah adalah alokasi biaya/anggaran untuk melaksanakan program-program mitigasi, pemantauan, sistim peringatan dini, dan sosialisasi2. Apabila pemerintah tidak mampu secara materi, jangan ragu-ragu atau malu-malu untuk meminta bantuan luarnegeri; demi keselamatan ribuan dan bahkan puluhan ribu nyawa bangsa Indonesia yang beresiko mengalami bencana. Bantuan ini dapat berupa kerja sama peneltian ilmiah, peralatan peringatan dini ataupun dana untuk sosialisasi ke masyarakat yg rawan terhadap bencana ini.



9. RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) HARUS BENAR-BENAR disesuaikan dengan kondisi daya dukung alam termasuk potensi kebencanaan daerah. Pemda-pemda, DPRD-DPRD, LSM, dan masyarakat luas HARUS mengontrol benar-benar penerapan prinsip-prinsip pembangunan dan pengembangan wilayah daerah rawan bencana. Saat ini masih sering dijumpai RTRW di daerah-daerah yang sama sekali tidak memperhitungkan hal tersebut. Tsunami sebagian besar memakan korban bukan karena gempa yang memang belum terpantau secara seksama melainkan karena ketidak pedulian kita akan konsep tataruang pantai/teluk, pemetaan bathymetric wilayah dan tidak adanya pemasangan alat pantau dini alun panjang yang terintegrasi.



10. Pemerintah sampai saat ini belum mampu mengeluarkan building codes dan peraturan keselamatan bangunan berdasar zonasi kegempaan. Hal ini akibat dari kurangnya kesadaran/pemahaman sehingga riset kearah ini tidak pernah mendapat kesempatan yang proporsional untuk dilakukan. Di kalangan para pakar (selain konsep diskusi partial/ tidak melibatkan tenaga ahli secara komprehensif) sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai zonasi yang bisa diterima semua fihak.



Demikian pendapat ilmiah IAGI berdasarkan kajian data-data hasil penelitian pada bencana gempa bumi Aceh ini.